[ad_1]
Bagi para penggemar RPG barat klasik yang berfokus pada sensasi role-playing yang sesungguhnya ala Dungeons & Dragons, beberapa tahun terakhir ini memang menjadi tahun yang membahagiakan. Ketika banyak game RPG mulai melebur genre action di dalamnya untuk sensasi permainan yang intens dan menegangkan, beberapa judul tetap bertahan dengan pendekatan yang justru lebih mendorong sisi role-playing yang ada. Hasilnya adalah sebuah game yang membuka ruang untuk begitu banyak pendekatan gameplay, bahkan beberapa di antaranya menawarkan kebebasan yang nyaris mutlak untuk membangun cerita Anda sendiri. Salah satu judul yang sempat tampil memesona beberapa tahun lalu ada Pillars of Eternity. Kesuksesan seri pertamanya dari sisi kritik dan penjualan akhirnya melahirkan seri sekuel yang mendapatkan sub-judul âDeadfireâ. Lahir dari tangan dingin Obsidian Entertainment yang punya sepak terjang panjang melahirkan game-game RPG berkualitas, Pillars of Eternity II: Deadfire lahir sebagai seri sekuel langsung dari seri pertamanya. Ia tidak hanya sekedar mendorong dari sisi cerita saja, tetapi juga hadir dengan mekanik gameplay baru dan juga penyempurnaan di beberapa aspek gameplay. Hasilnya adalah sebuah game RPG yang terasa familiar, tetapi tetap menawarkan sesuatu yang baru dan menyegarkan untuk Anda yang sudah menikmati seri pertamanya, misalnya. Deadfire tidak lagi menjadikan daratan sebagai âarena bermainâ, melainkan lautan luas sebagai perpanjangan dari semesta dunia yang ada. Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Pillars of Eternity II: Deadfire ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai pendekatan baru yang lebih sempurna? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
(Dimainkan dan di-review dengan SI HITAM MK.I)
Plot
Seperti yang kami bicarakan sebelumnya, Pillars of Eternity II: Deadfire merupakan seri sekuel langsung dari Pillars of Eternity pertama. Kami merekomendasikan Anda untuk memainkan dan menikmati seri pertamanya terlebih dahulu sebelum melompat ke seri kedua ini, walaupun Anda yang âmalasâ tetap bisa mengandalkan prolog di awal yang akan memberikan sedikit gambaran apa yang terjadi sebelumnya. Sa lah satu keuntungan jika Anda sudah memainkan seri pertamanya? Anda bisa menggunakan save data yang sama untuk melanjutkan cerita, menggunakan karakter yang sama, dan melihat bagaimana pilihan Anda di seri pertama akan mempengaruhi beberapa kondisi di seri kedua ini. Anda akan kembali berperan sebagai âThe Watcherâ â" karakter yang punya kemampuan untuk berkomunikasi dengan para arwah dan membaca ingatan mereka. Deadfire mengambil timeline 5 tahun setelah seri pertama, dimana pertarungan terakhir Anda ternyata tidak membuat dunia damai begitu saja. Eothas â" dewa cahaya dan kelahiran kembali tiba-tiba hidup sebagai raksasa dari reruntuhan kastil alwas Anda â" Caed Nua. Eothas sepertinya punya satu misi misterius mengingat ia bergerak ke lokasi spesifik sembari menyerap semua nyawa dari tempat yang ia lewati. Ia berputar di Deadfire, sebuah gugus kepulauan dengan kultur yang berbeda dari tempat-tempat di seri pertama. Dengan kondisi genting seperti ini, para dewa yang lain merasa terusik dengan kelakuan Eothas, terutama mengingat mereka juga tidak tahu apa yang sebenarnya ia rencanakan. Berath â" dewa kematian pun menghidupkan Anda kembali dan melemparkan Anda ke Deadfire dengan satu misi yang jelas, mencari tahu apa yang sebenarnya dikejar oleh Eothas dan menimbang apakah sebuah tindakan tegas perlu segera dieksekusi atau tidak. Lewat proses eksplorasi yang Anda lakukan, Anda bisa melihat bahwa Eothas bergerak menuju ke sumber energi bernama Adra, yang tersimpan di dalam kristal-kristal besar yang tersebar di Deadfire. Lantas, apa yang sebenarnya memicu kehadiran Eothas? Apa yang hendak ia lakukan? Mampukah Anda menghentikannya atau justru, mendukung apa yang ia kejar begitu Anda mendengar cerita dan motivasinya? Semua kemungkinan jawa ban yang tercipta dari ragam skenario ini bisa Anda dapatkan dengan memainkan Pillars of Eternity II: Deadfire itu sendiri. Tags: obsidian entertainment, pc, pillars of eternity 2: deadfire, review, RPG, steam[ad_2]
Source
Tidak ada komentar:
Posting Komentar